tenisindo – Petenis peutri peringkat delapan dunia asal China Li Na menolak mengomentari krisi politik antara negaranya dan Jepang terkait sengketa Kepulauan Senkaku atau Diayou.
Dalam jumpa pers menjelang turnamen tenis Pan Pacifik Open di Tokyo, Minggu (23/9/2012), panitia penyelenggara berulangkali menyatakan juara Perancis Terbuka 2011 itu tak akan menjawab pertanyaan seputar sengketa wilayah.
“Setelah AS Terbuka saya sedikit mengalami sakit,” kata Li Na sambil menahan batuk.
“Saya cukup sibuk. Buku saya telah terbit dan saya sibuk memberi tanda tangan,” tambahnya.
Meski diperingatkan, sejumlah wartawan tetap berusaha menanyakan masalah hubungan China-Jepang. Dan semua pertanyaan berbau politik langsung ditolak panitia.
Sengketa wilayah antara China dan Jepang merembet ke wilayah olahraga. Salah satu akibatnya adalah China memboikot turnamen bulutangkis Jepang Terbuka yang baru saja berakhir.
Sementara itu, Jepang membatalkan keikutsertaan tim rugbynya dalam turnamen Asian Sevens Series di Shanghai. Selain itu, tim balap sepeda Jepang juga batal tampil di China karena mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Kehadiran mereka menghilangkan kekhawatiran panitia bahwa para petenis China akan memboikot turnamen itu terkait sengketa Pulau Senkaku antara Jepang dan China. Selain Li Na yang menjuarai Perancis Terbuka 2011, petenis China lainnya Zheng Jie dan Peng Shuai memastikan tetap mengikuti turnamen berhadiah total 2,17 juta dolar Amerika itu.
Tensi politik kedua negara memang memanas, terutama setelah Jepang mengumumkan telah membeli sejumlah pulau di Kepulauan Diayou atau Senkaku yang diperebutkan itu.
Kondisi ini menyulut unjuk rasa anti Jepang di China yang berlangsung anarkis dan menghancurkan sejumlah fasilitas Jepang di sana. [reuters/afp/kompas/Ervan Handoko/rov]